Kamis, 16 Desember 2010

Hipnotis

Pakar hipnoterapi, YF La Kahija mengatakan, ilmu hipnotis merupakan ilmu bersifat ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak mengandung unsur magis (gaib).
"Ilmu hipnotis merupakan salah satu ilmu yang diajarkan di bidang psikologi, yakni psikologi transpersonal," kata Kahija usai bedah buku karyanya berjudul ‘Hipnoterapi: Prinsip-Prinsip Dasar Praktik Psikoterapi’ di Universitas Diponegoro Semarang, Rabu (14/10).
Menurut dia, ilmu hipnotis biasanya sering diidentikkan dengan tindak kejahatan, seiring banyaknya aksi kriminalitas dilakukan pelaku yang menguasai ilmu hipnotis untuk memperdaya korbannya.
Padahal, kata dia, ilmu hinotis merupakan ilmu yang memiliki manfaat sangat besar, terutama dalam bidang kesehatan, baik kesehatan fisik maupun jiwa lewat proses terapi yang mengandalkan ilmu hipnotis (hipnoterapi).
Ia mengatakan, ilmu hipnotis dapat mengobati beberapa penyakit dan gangguan kesehatan, di antaranya migren (sakit kepala), "phobia" (ketakutan terhadap hal tertentu), stres, meningkatkan ingatan, dan konsentrasi.
"Ilmu hipnotis merupakan ilmu yang sudah sangat tua, namun baru mampu dijelaskan secara ilmiah pada tahun 1700 di Jerman, karena sebelumnya ilmu hipnotis dianggap ilmu magis," kata staf pengajar Fakultas Psikologi Undip tersebut.
Kahija menjelaskan, ilmu hipnotis dulu banyak dikuasai oleh para dokter di Jerman untuk keperluan pengobatan penyakit pasien, namun kemudian para psikolog banyak yang berperan mempelajari ilmu tersebut.
Karena itu, kata dia, ilmu hipnotis dapat dibagi dua, yakni ilmu hipnotis yang digunakan untuk terapi (kesehatan) dan ilmu hipnotis untuk tujuan hiburan yang sering ditunjukkan Romy Rafael dan Uya Kuya di televisi.
"Namun, dasar ilmu hipnotis sebenarnya sama, yaitu memberikan sugesti kepada orang lain sehingga tertidur, dan mau menuruti apa kemauan si penghipnotis," kata pria asli Sulawesi Selatan tersebut.
Menurut Kahija, tidur orang yang terhipnotis berbeda dengan orang yang tidur secara alami, sebab orang yang terhipnotis tertidur karena sugesti yang diberikan, bukan bersifat alami.
Akan tetapi, kata dia, untuk melakukan hipnotis kepada orang lain juga tidak dapat dilakukan secara sembarangan, misalnya dilihat dulu riwayat penyakit tertentu yang dimiliki orang tersebut.
"Sebab, hipnotis yang dilakukan kepada orang yang menderita penyakit jantung dapat berakibat fatal (kematian), dan hal itu sering diabaikan para hipnotis di dunia hiburan," tegasnya.
Berkaitan dengan pengajaran ilmu hipnotis di fakultas psikologi di perguruan tinggi di Indonesia, ia mengatakan, sampai saat ini pengajaran ilmu hipnotis masih sedikit, salah satunya yang sudah ada adalah di Fakultas Psikologi Undip Semarang.
"Hal itu disebabkan banyak kalangan psikolog yang masih menganggap ilmu hipnotis merupakan ilmu yang dipengaruhi magis dan tidak bersifat ilmiah," kata Kahija.(ant/waa)

sumber: Erabaru.net

Tidak ada komentar:

Al qur'an Elektronik